Posted by : Rivan Rabu, 30 April 2014

Assalllamualaikum..

Piyoh ngon, hana mangat nyo hana ta baca.. nyan tuma,, :)

        Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang letaknya di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Aceh yang kini sudah berubah menjadi wilayah yang lebih kondusif pasca terjadinya konflik dan tsunami 2004 silam, menjadikan Aceh salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik dari dalam negri maupun luar negri. Beraneka objek wisata sejarah di aceh menjadi salah satu incaran para pengunjung ke Aceh. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan, objek sejarah di tanah rencong ini juga memiliki kisah-kisah yang unik dan menarik untuk diketahui. Dan untuk itu pula ibu kota provinsi Aceh yaitu Banda Aceh, menjadi salah satu tempat yang banyak terdapat objek wisata sejarah itu, baik objek ketika zaman kolonial, maupun objek wisata pasca terjadinya Tsunami 2004 lalu, dan pastinya guys akan sangat rugi jika dilewatkan.

Oh ya, sebelum lanjut mengetahui tentang objek sejarah di Banda Aceh, yukk mari kita ketahui terlebih dahulu sejarah ibu Kota Banda Aceh itu sendiri..   ini dia …

(Sejarah)


Banda Aceh sebagai ibukota Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura (Indrapuri). Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribukota di Kutaraja (Banda Aceh). (H. Mohammad Said a, 1981:157).
Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribukota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri. Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam (Rusdi Sufi & Agus Budi Wibowo a, 2006:72-73). Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh
Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam yang beribukota diBanda Aceh, hanya selama 10 tahun. Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Kendati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada Portugis.

          Pada masa Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).
Pada masa agresi Belanda yang kedua, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh yang kemudian dirayakan oleh Van Swieten dengan memproklamirkan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja. Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43
Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia. Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini.

Ok guys itu dia sedikit sejarah singkat tentang Banda Aceh. Dan selanjutnya mari kita mengenalkan Banda Aceh ke seluruh dunia, dengan melihat objek wisata sejarah yang ditinggalkan. Ok kalau gitu langsung saja untuk lebih jelasnya dimana saja letak objek wisata sejarah itu, ? serta sekilas gambar dan ceritanya? berikut infonya buat kalian. Ok CEKIDOT…  (oops, kalau udah tau, jangan segan-segan berkunjung ya,, menarik loh kalau dilihat makin dekat… ok  )

1. Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh


Jika anda berkunjung ke banda Aceh maka terasa tidak afdol jika tidak mengunjungi Mesjid yang sangat bersejarah di kota ini. Sejarahnya ini dimulai sejak era kejayaan Kesultanan Aceh, hingga ketika terjadinya tsunami di akhir tahun 2004.
Mesjid ini merupakan saksi bisu sejarah Aceh, terletak di pusat kota Banda Aceh dan merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama di Nusantara. Pada saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Parsi yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu agama. Mesjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda (1873-1904). Pada saat terjadi Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada saat itu pula, Mayjen Khohler tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid Raya. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah monumen kecil di depan sebelah kiri Masjid Raya, tepatnya di bawah pohon ketapang.

Enam tahun kemudian, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid Raya ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun 1879. Hingga saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan (1879-1993).Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2 dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid. Mesjid ini  dapat menampung hingga 13.000 jamaah. Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang tumbuh di atasnya.”

Mesjid Raya Baiturahman ini juga merupakan saksi bisu tsunami Aceh. Saat gelombang tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir Banda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid ini termasuk bangunan yang selamat, dan Mesjid ini juga menjadi tempat berlindungnya beribu masyarakat Aceh kala air bah yang maha dahsyat itu sudah menenggelamkan sebagaian kota Banda Aceh. Subhanallah…
Mesjid Agung kebanggaan masyarakat Aceh ini terletak di Jln. Mesjid Baiturrahman Kota Banda Aceh.

Berikut Screenshoot nya :


2. Lapangan Blangpadang (Thanks The World)



 Lapangan ini merupakan salah satu saksi bisu dari peristiwa tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu. Di lapangan blangpadang ini president Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani prasasti taman Internasional “Aceh Thanks the World” yang merupakan salah satu bukti bahwa ketika Aceh mengalami masa-masa kesulitan pasca terjadinya gempa dan tsunami 2004 silam, bantuan dari seluruh penjuru dunia mengalir ke serambi mekkah. Sehingga kebaikan dunia yang telah diberikan untuk memulihkan Aceh wajib untuk dihormati dengan sebaik mungkin dan memeliharanya.  Monument “Aceh Thanks The World” dibangun di blangpadang dengan bentuk menyerupai gelombang tsunami, yang mana tujuannya adalah untuk mengingatkan masyarakat Aceh akan peristiwa yang terjadi 26 desember 2004. Selain itu juga yang menarik dari lapangan ini adalah hiasan miniatur kapal-kapal yang ditulisi ucapan terima kasih kepada negara-negara yang telah membantu Aceh pasca tsunami, dan juga hiasan Bendera-bendera dari Negara-negara tersebut. Di lapangan ini juga terdapat  tugu peringatan tsunami yang diresmikan penggunaanya 1 maret 2008 oleh panglima kodam iskandar muda Supiadin. AS. Tugu ini pula dibangun dengan tujuan untuk mengenang hari bersejarah dalam hidup manusia yaitu bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi di pesisir pantai Asia pasifik. Selain itu pula,kini lapangan blangpadang juga kerap dijadikan salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat kota banda Aceh untuk berolahraga, baik pagi hari maupun sore hari.
Lokasi lapangan blangpadang ini terletak di Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh

Berikut Screenshoot nya :



3. Replica Pesawat Dakota RI-001 “Seulawah” di Blangpadang.


Selain terdapat monument dan tugu peringatan tsunami, di lapangan Blang Padang juga terdapat sejarah monument replica pesawat RI-001 seulawah yang sudah berdiri lama sebelum terjadinya gempa dan tsunami di Aceh. Pesawat Dakota RI-001 ini dibeli pada tahun 1948 dari seorang penerbangan Amerika Mr. JH Maupin di Hong Kong. Pesawat ini merupakan bukti nyata dukungan yang diberikan masyarakat Aceh dalam proses perjalanan Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, Pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal Maskapai Garuda Indonesia Airways dibayar menggunakan dana sumbangan pengumpulan harta pribadi masyarakat dan saudagar Aceh sehingga Presiden Soekarno menyebut "Daerah Aceh adalah Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat Aceh seluruh Wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali". Pesawat Seulawah dibeli dengan harga US$120.000 dengan kurs pada saat itu atau kira-kira 25 Kg emas sehingga untuk mengenang jasa masyarakat Aceh tersebut maka di buat replika pesawat seulawah yang berada di Lapangan Blang Padang Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh. Selanjutnya Presiden Soekarno memberika nama pesawat ini dengan sebutan “Seulawah” yang memiliki arti gunung emas. Nama Seulawah ini masih terus dikenang hingga sekarang.
Alamat : di Lapangan Blang Padang Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh

4. Taman sari

Taman sari adalah salah satu taman kota yang ramai dikunjungi oleh masyarakat kota banda Aceh, lokasinyapun tidak jauh dari Mesjid raya baiturahman dan lapangann blangpadang. Letaknya yang strategis di pusat kota, menjadikan taman sari sebagai tempat favorit bagi masyarakat kota banda Aceh. mempunyai taman yang luas serta tertata rapi menarik masyarakat untuk mengunjungi tempat ini. fasilitas yang tersedia yaitu wahana permainan anak-anak gratis dan layanan Wifi Spot yang juga gratis.. woow.. siapa yang tidak tertarik coba kesini? Keren kan.... . Oya kononnya tanah kosong yang terdapat persis disebelah kiri mesjid raya baiturahman taman sari ini dulunya adalah bekas hotel Aceh yang kini tinggal tiang dan diwarnai dengan warna-warni seperti pelangi.
Alamat : Jl. Teuku Umar (Stui), Banda Aceh




5. Meseum Tsunami

Meseum tsunami adalah sebuah bangunan bersejarah yang didirikan pada tahun 2009. Museum Tsunami Aceh ini dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil yang merupakan dosen arsitektur institute teknologi bandung (ITB). Tujuan dari didirikan meseum ini adalah untuk mengenang kejadian tsunami Aceh tahun 2004 lalu, dimana didalamnya ketika pengunjung masuk ke meseum ini maka akan melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi, yang dimana ingin mengajak para pengunjung untuk ikut merasakan suasana dan kepanikan saat tsunami itu terjadi, dan disamping itu juga saat berjalan di lorong tersebut akan terdengar suara-suara lantunan ayat suci Alquran yang semakin membuat suasana terasa nyata, dimana ketika terjadinya gempa dan tsunami di Aceh, masyarakat Aceh tak henti-hentinya menyebut nama Allah seraya berdoa meminta pertolongan. Untuk desingnya khusus dibuat sesuai dengan karakteristik masyarakat Aceh, dimana dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius rakyat Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.  Selanjutnya isi dari meseum tsunami ini berupa foto-foto masyarat Aceh pada saat terjadi tsunami, benda-benda yang menjadi saksi tsunami, seperti sepeda motor, dan banyak replica yang memperlihatkan proses terjadinya tsunami Aceh desember 2004 silam, dan untuk memperingati para korban,didalam bangunan ini terdapat nama-namanya yang dicantumkan di dinding salah satu ruang didalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana tsunami ini.
Alamat : Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh

Berikut Screenshoot nya :

6. Meseum Aceh

Ini dia salah satu tempat yang banyak bukti peninggalan benda bersejarah di Aceh, dan siapa yang tidak tau tentang meseum ini, rata-rata ditiap minggunya banyak wisatawan yang berkunjung kemuseum ini untuk melihat peninggalan bersejarah. Meseum Aceh ini didirikan pada masa pemerintahan hindia belanda, yang pemakaianya diresmikan oleh Gubernur sipil dan Militer Aceh Jendral H.N.A. Swart pada tanggal 31 juli 1915. Bangunannya merupakan sebuah bangunan rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) yang berasal dari Paviliun Aceh. di meseum Aceh ini terdiri dari beberapa bangunan diantaranya Rumoh Aceh, Gedung Pameran Tetap, Gedung Pertemuan, Gedung pameran Temporer, perpustakaan, laboratorium, Rumah Dinas, Gedung Galeri, makam bersejarah, dan lonceng cakra donya. Selain itu pula didalam bangunan rumoh Aceh, terdapat berbagai macam koleksi peralatan unik masyarakat Aceh tempo dulu, dan didalam gedung galeri terdapat berbagai macam cerita sejarah dan bukti peninggalan benda-benda sejarah masyarakat Aceh itu sendiri.
Alamat: MUSEUM ACEH Jl.S.A.Mahmudsyah no.12. Banda Aceh

Berikut Screenshootnya :




7. Lonceng cakra donya.

Lonceng yang berdiri dihalaman depan meseum Aceh ini, memiliki cerita sejarah sendirinya. Konon ceritanya lonceng ini merupakan hadiah dari Kaisar Cina yang berkuasa di Tiongkok sekitar abad ke 15 kepada kerajaan samudra pasai. Lonceng ini dibawa ke Aceh oleh laksamana Cheng Ho sekitar 1414 M. Lonceng ini digantung dengan rantai di bawah kubah. Lonceng cakra donya yang kini bersimpan di meseum Aceh merupakan bukti jejak kedatangan bangsa Tionghoa di Nusantara dan merupakan saksi bisu kuatnya armada militer kerajaan Aceh Darussalam di masa jayanya.
Lonceng ini terletak di dalam museum Aceh di banda aceh.










8. Makan Sultan Iskandar Muda

Makan sultan iskandar muda terletak diantara meseum Aceh dan pendopo gubernur Aceh. Sultan Iskandar Muda ini sendiri merupakan tokoh penting dalam sejarah Aceh. Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636 ia mampu menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar Islam di dunia pada abad ke 16. Saat itu Banda Aceh yang merupakan pusat Kerajaan Aceh, menjadi kawasan bandar perniagaan yang ramai karena berhubungan dagang dengan dunia internasional, terutama kawasan Nusantara di mana Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas pelayaran kapal-kapal niaga asing untuk mengangkut hasil bumi Asia ke Eropa. Di dalam perkarangan tempat pemakaman sultan juga terdapt beberapa makam sejarah lainnya, dan beberapa replica peratan persenjataan yang berjejer di pagar depan pintu masuk halaman makan sultan iskandar muda.
Alamat : Jln. Sultan Alaidin Mahmud Syah (Japakeh), Kompleks Baperis Museum Aceh, disamping Pendopo Gubernur NAD

Berikut Screenshootnya :

9. Taman putro phang

Pembangunan taman ini dikisahkan merupakan permintaan dari putro Phang yaitu Putri raja yang dibawa ke Aceh oleh sultan iskandar muda setelah kerajaan Pahang (Malaysia) ditaklukkan. Putro Phang sendiri terkenal dengan paras yang sangat cantik dan memiliki budi bahasa yang sangat halus, sehingga membuat sultan Iskandar Muda jatuh cinta dan menjadikannya permaisuri. Dan demi cintanya yang sangat besar kepada sang putri, sang sultan iskandar muda bersedia memenuhi permintaan sang permaisuri untuk membangun sebuah taman sari yang sangat indah. Dan untuk menuju ke taman ini sultan membangun sebuah pintu gerbang untuk menghubungkan istana dengan taman Ghairah. Pinto Khop ini merupakan pintu gerbang berbentuk kubah. Pintu ini dinamakan pinto khop (pintu Biram Indrabangsa atau secara bebas dapat diartikan pintu mutiara keindraan atau kedewaan atau raja-raja) yang berukuran panjang 2 meter, lebar 3 meter dan tinggi 3 meter, yang terbuat dari bahan kapur. Dan hanya anggota keluarga istana yang diizinkan melewati pintu gerbang ini. selain itu disana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga. Ditempat itu pula oleh Sultan dibangun sebuah perpustakaan dan menjadi tempat sang permaisuri serta Sultan menghabiskan waktu sambil membaca buku selepas berenang, keramas dan mandi bunga.
Alamat : Jl Teuku Umar, Kota Banda Aceh

Berikut Screenshoot nya :

10. Gunongan

Selain membangun taman untuk sang permaisuri Gunongan juga merupakan simbol dan kekuatan cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya yang cantik jelita, putri phang (Putro Phang). Alkisah, Putroe Phang sering merasa kesepian di tengah kesibukan sang suami sebagai kepala pemerintahan. Ia selalu teringat dengan kampung halamannya di Pahang. Sang suami memahami kegundahan permaisurinya. Untuk membahagiakan sang permaisuri, ia membangun sebuah gunung kecil (Gunongan) sebagai miniatur perbukitan yang mengelilingi istana Putroe Phang di Pahang. Setelah Gunongan selesai dibangun, betapa bahagianya sang permaisuri. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan bermain bersama dayang-dayang di sekitar Gunongan, sambil memanjatinya. Selain itu gunongan juga digunakan oleh permaisuri sebagai tempat berganti pakaian setelah sang putri selesai mandi di kolam taman putro phang.
Gunongan terletak di Jalan Teuku Umar berhadapan dengan lokasi perkuburan serdadu Belanda (Kerkoff). Bangunan ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) pada abad ke-17. Bangunan Gunongan tidak terlalu besar, bersegi enam, berbentuk seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Pada dindingnya ada sebuah pintu masuk berukuran rendah yang selalu dalam keadaan terkunci. Dari lorong pintu itu ada sebuah tangga menuju ke tingkat tiga Gunongan.
Alamat : Jl Teuku Umar, Kota Banda Aceh

Berikut Screenshootnya :



11. Perkuburan Kerkoff Peucut

Inilah salah satu tempat wisata sejarah yang menarik dan sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, (terutama wisatawan asala Belanda). Kenapa harus Belanda? Menurut  sejarah Kerkoff Peucut ini adalah kuburan prajurit Belanda yang tewas dalam Perang Aceh. Kompleks kuburan ini banyak tersebar di wilayah Indonesia. Salah satunya terletak di kota Banda Aceh. Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak.
Pekuburan inilah yang menjadi Bukti sejarah yang dapat ditemukan di pekuburan Belanda Kerkhoff ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda, dan termasuk di antaranya serdadu Jawa, Batak, Ambon, Madura dan beberapa serdadu suku lainnya yang tergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. yang kuburannya masih dirawat dengan baik. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut. Mereka tidak habis pikir bahwa bangsa yang dijajah mau merawat makam para penjajahnya.. Dalam sejarah Belanda, Perang Aceh merupakan perang paling pahit yang melebihi pahitnya pengalaman mereka pada saat Perang Napoleon.
Pasca terjadinya tsunami 2004 silam, di perkuburan kerkoff ini kehilangan 50 buah palang salib sebagai tanda makam kuburan.
Alamat : jalan Teuku umar, desa blower, kota Banda Aceh.

Berikut Screenshotnya :

12. Makam Syiah Kuala

Makam Syeh Abdul Rauf Al-Singkili (Syiah Kuala) adalah Seorang ulama besar yang dikenal dengan nama Syech Abdul Rauf Al Singkili atau dikenal dengan Tgk.Syiah Kuala yang dimakamkan di tepi pantai Syiah Kuala yang tak jauh dari pusat Kota Banda Aceh. Beliau Wafat pada usianya yang telah mencapai 105 tahun, peristiwa tersebut terjadi pada hari minggu malam di tahun 1696 yang silam, atau tepatnya pada tanggal 23 Syawal 1106 Hijriah jika di hitung berdasarkan tahun Islam. Ulama besar yang di kenal dengan nama Teungku Syiah Kuala ini terkenal sangat tersohor di manca Negara, terutama di dalam sejarah Kerajaan Aceh. Hasil pemikirannya sangat sering digunakan sebagai bahan untuk referensi guna memperdalam ilmu di bidang Agama Islam. Setiap Pesantren-pesantren yang ada di kota Banda Aceh dan sekitarnya ini, baik Pesantren Tradisional maupun yang sudah Modern, serta Universitas-universitas Islam di kota Banda Aceh ini juga mengikuti dan mempelajari ajaran-ajaran ilmu Agama Islam yang sudah ditinggalkanya.

Bahkan, karena begitu di kaguminya Ulama besar Aceh yang satu ini, Nama beliau di gunakan sebagai Nama salah satu Perguruan Tinggi terkenal di kota Banda Aceh ini, yaitu Universitas Syiah Kuala, atau yang sering disebut dengan “ Unsyiah ”. Selain itu Para peziarah yang datang ke makam ini tidak hanya berasal dari Daerah Aceh ataupun Provinsi lainnya di Negara Republik Indonesia, karena beberapa penduduk yang tinggal di Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam juga datang untuk berziarah, antara lain adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Arab, Turki, Pakistan, dan beberapa Negara di Asia lainnya. disamping itu juga makam syiah kuala ini adalah salah satu bukti kekuasaan Allah, karena pada saat terjadi Tsunami dahsyat 2004 silam, makam ini luput dari terjangan tsunami, padahal makam ini letaknya persis dekat dengan pantai. Subhanallah..
Makam Syiah Kuala berada di tepi Pantai Syiah Kuala, Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.

13. Kuburan Massal Ulee Lheu

Tempat bersejarah lainnya yang ada di kota banda Aceh adalah Kuburan massal Ulee Lheu. Kurang lebih 46.718 jiwa para syuhada dari korban tsunami tahun 2004 lalu dimakamkan di perkuburan ini. Kuburan ini sendiri terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dan sebelum Tsunami merupakan Rumah Sakit Umum Meuraxa, namun ketika Tsunami melanda Kota Banda Aceh Rumah Sakit tersebut rusak parah dan halamannya dijadikan pemakaman massal bagi korban Tsunami sedangkan untuk Rumah Sakit Meuraxa sendiri direlokasi ke Desa Mibo Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh. biasanya perkuburan massal ini banyak dikunjungi oleh perziarah pada hari raya idul fitri dan hari raya idul Adha, mereka senantiasa berdoa dan berzikir bersama di komplek perkuburan ini mengenang keluarga mereka yang telah tiada.
Alamat : Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.

Berikut Screenshootnya :



14. Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu


Mesjid yang terletak di pinggir pantai Ulee Lheu ini merupakan saksi bisu dari dahyatnya gelombang tsunami yang melululantahkan daerah ini. mesjid ini menjadi salah satu bangunan yang tetap kokoh berdiri ketika air bah yang maha dahsyat itu menerjang kota banda Aceh. sementara bangunan lain yang berada di sekitarnya luluh lantak di hantam Gelombang Tsunami pada hari minggu tanggal 24 Desember 2004 silam.

Alamat : Banda Aceh, dekat pantai ulele



Berikut Screenshoot nya :



15. Kapal PLTD Apung

Kapal PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) apung ini merupakan saksi bisu sejarah terjadinya tsunami yang melanda banda Aceh tahun 2004 silam. Kapal dengan berat bobot 2600 ton,memiliki panjang 63 meter dan luas 1.900 meter persegi ini terseret ke daratan sejauh 5 KM akibat sapuan gelombang tsunami yang membuatnya terdampar di daerah Gampong Punge Blang Cut Kota Banda Aceh, sampai sekarang lokasi terdamparnya kapal PLTD apung ini tetap dipertahankan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan kawasan wisata sejarah.
Berdasarkan sumber dari Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, kapal PLTD apung ini didatangkan ke banda Aceh guna untuk mensuplai kebutuhan listrik di kota itu. Karena pada saat konflik dulu, menara-menara listrik dari PLN banyak dirobohkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan pasokan listrik terhambat. Karena itulah pihak PLN akhirnya menggunakan jalur laut untuk kembali memenuhi kebutuhan listrik di banda Aceh, yang mana penempatan kapal saat itu berada di dermaga ulee lheeu. Saat terjadi tsunami, kapal ini pun tidak luput dari gulungan ombak, yang menyeretnya ke daratan yang kemudian menimpa apapun yang berada dibawahnya. Pasca tsunami, PLN berniat untuk mengembalikan kapal ini lagi ke laut, dikarenakan kondisi mesin tidak mengalami kerusakan parah.Tapi pemerintah setempat berkeinginan untuk menjadikannya wisata sejarah, dan sekaligus bukti betapa dahsyatnya Tsunami tersebut.
Alamat. Kapal PLTD Apung; Jl Harapan Punge Blang Cut Banda Aceh.


16. Gampong Pande

Gampong Pande adalah sebuah gampong bersejarah di Kota Banda Aceh. Gampong ini diapit oleh dua gampong lainya, yaitu Gampong jawa dan Gampong Peulanggahan. Gampong Pande dahulunya adalah salah satu bandar pelabuhan yang megah. Disinilah pertama kalinya Kerajaan Aceh Darussalam dibangun oleh Ali Mughayat Syah. Secara geografis gampong ini juga bersebelahan juga dengan laut, oleh karenanya gampong ini menjadi pusat Kerajaan Aceh dahulunya sebelum berpindah ke Istana Darud Dunia. Nama Kampung Pande ditemukan di Hikayat Pocut Muhammad yang disusun pada awal abad ke-18 Masehi. Seperti ditulis Karel F.H van Langen yang berjudul Susunan Pemerintahan Aceh Semasa Kesultanan, terbitan tahun 1986, Kampung Pande sudah dikenal sebagai tempat pengrajin benda logam dan batu-batu mulia. Mungkin karena itu pula dinamakan Kampung Pande. Gampong ini kini terpampang prasasti penetapan hari jadi Kota Banda Aceh. Gampong ini merupakan cikal bakal kota banda Aceh. Sebagai pusat berdirinya kerajaan Aceh pertama, gampong ini banyak peninggalan bukti bersejarah. Ribuan makam tersebar di lingkungan Gampong ini. Dan selain itu juga ditemukannya kepingan Emas dan pedang VOC baru-baru ini di Gampong Pande. Sejarah lain juga menyebutkan bahwa Gampong pande pernah mengalami bencana tsunami sebanyak tiga kali  yaitu pada pertengahan abad 14, setelah itu sekitar 500 tahun kemudian. Dan yang terakhir terjadi pada 26 Desember 2004.

Berikut Screenshootnya :



17. Kapal di Atas Rumah di Lampulo

Ini dia satu lagi bukti kekuasaan Allah yang luar biasa, dan bukti betapa dahsyatnya terjangan Tsunami di aceh 2004 lalu. Terletak di desa lampulo, objek bersejarah ini menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kapal yang bertengger di atas rumah Abasiah ini merupakan saksi bisu sekaligus penyelamat warga saat peristiwa Tsunami yang meluluhlantakkan Banda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. 59 Warga sekitar Gampong Lampulo menyelamatkan diri ke atas kapal tersebut saat gelombang tsunami menerpa desa mereka. Kapal ini meluncur sekitar 5 kilometer dari bibir pantai dengan kencang bersama gelombang, menghempas pepohonan, rumah warga, hinga kandas di atas rumah Abasiah.
Alamat : di Lampulo, Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh.



18. Pendopo Gubernur Aceh (Meuligo Aceh)

Inilah sebuah bangunan termegah yang ada di aceh pada zaman dahulu (hingga sampai sekarang pun masih terlihat megah). Bangunan yang bergaya Eropa ini dibangun di atas tanah di dalam bekas lingkungan Keraton Kesultanan Aceh. Selesai dibangun pada tahun 1880 dan ditempati pertama kali oleh van der Heijden sebagai rumah tinggal yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan Aceh. Van der Heijden adalah Gubernur Aceh sekaligus merangkap sebagai Komandan Sipil Aceh. Beliau menjabat dari tahun 1877 hingga 1881 dan digantikan oleh Abraham Pruijs van der Hoeven. Pendopo Gubernur atau Meuligo Aceh yang dulunya berfungsi sebagai rumah tempat tinggal Gubernur jendral semasa pemerintahan Belanda hingga sekarang masih difungsikan sebagai rumah dinas Gubernur Aceh.
Alamat : Jln. Sultan Alaidin Mahmudsyah, Kota Banda Aceh.

19. Pantai cermin Ulee Lhee

Pantai Cermin Ulee Lheue ini merupakan “saksi bisu” berbagai peristiwa besar yang terjadi di Aceh Pantai ini menjadi saksi bagaimana para pejuang Mujahidin dan kesultanan Aceh dengan gigih dan gagah berani mempertahankan garis pantai Kuta raja (Banda Aceh sekarang) dari dua kali pendaratan pasukan kolonial Belanda (1873 dan 1874) yang bermaksud menguasai kerajaan Aceh Darussalam. Kemudian di penghujung tahun 2004, pantai yang terletak di Ulee Lhee ini adalah salah satu tempat yang terkena dampak paling parah dari tsunami Aceh. Desa terdekat yang bernama desa Ulee Lheue yang terletak persis di tepi pantai habis dihantam gelombang tsunami. Sebagian besar sudah hancur porak poranda, yang bersisa hanyalah puing-puing bangunan dan pepohonan yang tumbang sisa bencana alam tersebut. Sekarang ini wilayah Ulee Lheue sedang memulai pembangunannya kembali oleh pemerintah setempat ditambah bantuan dari lembaga asing, menjadikan tempat ini kembali indah.
Alamat : Ulele Banda Aceh


20. Bank Indonesia di Banda Aceh

Bangunan Bank Indonesia ini juga tak luput dari cerita sejarahnya di Aceh. Kononnya bangunan historis ini adalah simbol kolonial masa lampau di Aceh yang terletak di kawasan Keudah Banda Aceh. Asal-muasal bank tersebut adalah dari pemerintah Hindia Belanda bernama De Javasche Bank. Pertama kali bank ini dibangun di Batavia pada 24 Januari 1828. De Javasche Bank cabang Aceh didirikan pada tahun 1918. Tujuan pembangunannya adalah memonopoli dan mengontrol roda ekonomi pemerintah Hindia Belanda di Aceh. Pada tahun 1951 De Javasche Bank diambil alih oleh pemerintah Indonesia menjadi Bank Indonesia.
Alamat : BANDA ACEH Jl. Jend. Sudirman No.82.




21. Rumah Tsunami di Ulele

Inilah salah satu rumah yang tak luput oleh terjangan gelombang tsunami Aceh 2004 lalu, letaknya yang tidak jauh dari pantai ulele menjadikan rumah ini termasuk salah satu saksi bisu tsunami yang melulantahkan kota banda Aceh 26 Desember 2004 silam. Bapak Ferdiansyah, adalah seorang penjaga rumah ini yang menjadi sumber sejarah lisan dari artikel ini. Konon sejarahnya rumah ini adalah rumah yang dijadikan tempat kumpul keluarga yang hendak naik haji pada 9 tahun silam. Pada hari minggu tepat terjadinya tsunami aceh, di rumah ini di huni oleh para keluarga besar pemilik rumah ini. Dan kebetulan karena hari minggu mereka membuat acara makan bersama, ada yang duduk di dalam rumah, ada juga yang menghela tikar di teras rumah. Suasananya pun sangat menyenangkan, di tambah lagi tampak raut wajah gembira dari keluarga besar, ketika salah satu anak dari pemilik rumah ini baru kembali dari Hongkong karena urusan pekerjaan. Suasanyapun makin terasa ramai. Berselang waktu yang dihabiskan, tepat pada pukul 08.00 Aceh dan tepatnya banda aceh diguncang oleh gempa yang berkuatan 9.2 sk, semua masyarakat berzikir dan berserakan di halaman rumah, tak terkecuali keluarga yang ada dirumah ini. Dan setelah gempa, berselang beberapa menit, air bah yang maha dahsyat itu datang dengan begitu cepat, teriakan para masyarakat saling bersautan untuk memberitahukan orang-orang yang ada disekitarnya. tapi hal itu tidak dihiraukan oleh keluarga yang ada dirumah ini, mereka menganggap bahwa itu hanya lolucun semata, sehingga tidak ada usaha untuk ikut berlari seperti yang masyarakat lainnya lakukan. Setelah itu, ada salah satu dari anggota keluarga ini pergi ke kedei terdekat untuk membeli jaring ikan, karena pada saat air surut sebelum tsunami, ikan di bibir pantai begitu banyak. Namun ketika beliau hendak balik kerumah, beliau melihat air tsunami sudah hampir mendekati rumah mereka, yang ternyata masih dihuni oleh keluarga tersebut. Hingga akhirnya beliau terkejut dan tidak menyangka kalau tsunami itu benar adanya. Ya air laut yang marah itu benar-benar ingin menyapu bersih daratan banda aceh 2004 silam. Beliaupun langsung lari menyelamatkan diri, sedangkan anggota keluarga tak mampu diselamatkan lagi, karena air sudah mendekati 10 meter dari rumah ini. Hingga akhirnyapun rumah ini hancur beserta keluarga yang lainnya, atap yang kokoh, tiang yang berdiri tegap, tak mampu menahan air, apalagi untuk melindungi pemilik rumahnya sendiri. Subhalllah,, namun yang uniknya dari pengamatan kami di rumah ini adalah, rumah yang sudah hampir hancur semuanya ini ternyata masih dihiasi oleh kaca-kaca ventilasi yang tidak pecah. Sempat kami bertanya kepada penjaga rumah, apakah kaca ini dibuat ulang untuk mempercantik rumah? Atau memang tidak terkena tsunami? Lantas bapak ferdiansyah itu menjawab, “inilah kuasa Allah dik, walaupun kecil dan mudah retak, kaca ini tidak akan tersentuh oleh air bah yang hitam itu, karena Allah tidak menghendakinnya”. Ya Subhanallah, kun fayakun kata Allah, jadi maka jadilah.. namun jika Allah tidak menghendakinya, di terjang oleh tsunami yang super dahsyat lagipun, kaca ini tetap tidak akan pecah. Dan sekarang rumah ini dijadikan salah satu objek wisata sejarah pasca tsunami 2004 lalu.

Oya guys, jika ingin berkunjung ke rumah ini, kalian bisa langsung masuk, tidak ada tiket atau transaksi lainnya, dan kalau penjaga rumahnya ada ditempat, kalian bisa Tanya-tanya langsung :).
Alamat : Di dekat pantai ulele banda aceh


Ok terimakasih guys, sudah mengunjungi blog Jejak Aceh. Saya harap kalian akan terkesima dengan menu yang kami sajikan :).. dan tentunya kalian tak sabar lagi untuk benar-benar mengunjungi satu persatu tempat objek sejarah di kota banda Aceh. Come on guys, katakan pada dunia, Aceh punya seribu cerita yang wajib di ketahui dan di jaga..
Wassallam….

Silahkan Beri Komentar :)

Comments
11 Comments

{ 11 komentar... read them below or Comment }

  1. Memang aceh sekarang indah setelah di goncang bencana beberapa tahun lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas ^^
      Masyarakat aceh bersama2 menciptakan aceh yang lebih baik.

      Hapus
  2. Sip thx Infonya Gan :D
    Suksesss.....

    BalasHapus
  3. wah lengkap banget nih, sangat akan membantu yang ingin mengunjungi tempat bersejarah yang ada di kota banda aceh, sukses terus ...

    BalasHapus
  4. Terima Kasih Info nya Gan :D
    Kerennn Deh :)

    BalasHapus
  5. thank buat infonya
    sukses terus ...

    BalasHapus
  6. Tinggal bagaimna masyarakat Aceh harus benar-benar mengetahui sejarahnya,, serta terus menjaganya.. Em good Job,, :D

    BalasHapus
  7. kereeeenn , makasi atas infonya :) :)

    BalasHapus
  8. kerennn..... terimah kasih telah memberi informasi sya bru tahu tmpat wisata.... sya harap kalian dapat menyajikan yang lbih lgi

    BalasHapus

- Copyright © Jejak Aceh